Inilah Bahasa Tak ‘Berkelamin’ dan Bahasa ‘Sungsang’

Rabu, 31 Oktober 2012 | komentar



Semakin lama, pengguna Bahasa Indonesia terutama orang Indonesia sudah tidak peduli lagi dengan bahasanya sendiri termasuk media. Artinya, kesadaran berbahasa ‘language awareness’ orang sangat kurang. Pasalnya, banyak sekali gejala-gejala kesalahan dalam penulisan Bahasa Indonesia. Berikut contoh anomali para pengguna Bahasa Indonesia.

1. Bahasa tak ‘Berkelamin’
Mengapa disebut dengan istilah tak berkelamin? karena kata/ frasa yang ditulis tidak dikenal di bahasa manapun atau sistem bahasa apapun (baik Inggris maupun Indonesia).




‘System Komputer’, ‘Soflen’, ‘Contactlen’, ‘Batteray’, ‘Jam Original’Sumber foto: Ponsel Pribadi



2. Bahasa ‘Sungsang’
Istilah bahasa ’sungsang’ ialah bahasa yang terbolak-balik secara makna.
Berikut contoh bahasa ’sungsang’ itu:

“MENERIMA KOST-KOSTAN”


Pertanyaan: ‘Siapa yang butuh indekos?
Mengapa yang menempel iklan ini menerima indekos? bukannya menerima calon penghuni indekos?
Calon penghunilah yang menerima indekos.
Sebaiknya “Indekos Disewakan” atau “Sewa Indekos” atau “Indekos untuk Disewa”.

catatan: Indekos bukan kos, kost, kost-kostan (KBBI IV, 2008)
sumber foto: Ponsel pribadi



3. Kesalahan Penerjemahan Frasa
Contoh Kesalahan Frasa Bahasa Indonesia.



Seharusnya Media Sosial yang asal frasanya Social Media.
Diterangkan-Menerangkan (DM) bukan Menerangkan-Diterangkan (MD).
Sumber foto: Ponsel Pribadi
Semoga bermanfaat!




Share this article :

Posting Komentar

 
© 2012 Bahasa, Budaya, Penerjemahan - Ridwan Arifin

Template : Mas Template
Edited :
Toko Online Perlengkapan Haji dan Umrah
BERANDA | KEMBALI KE ATAS