5 Kata yang Perlu Masuk (kembali) di KBBI V

Rabu, 12 September 2012 | komentar (1)


Saran Terbuka untuk Pusat Bahasa sebagai Penyusun KBBI

Untuk menambah perbendaharaan kata, kosakata, lema, frasa dan istilah dalam Bahasa Indonesia, saya secara terbuka memberikan saran kepada Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memasukkan beberapa lema/sublema yang saya tulis berikut ini di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi kelima tahun 2013.

1. Inval
INVAL berarti Pengganti/ Sementara/Pekerja Cadangan. Asal kata ini adalah ‘invaller’ dari Bahasa Belanda. Menurut Kamus Bahasa Belanda-Inggris, kata invaller (de) berarti  ‘substitute, replacement, person or thing that takes the place of another’ atau pengganti/ orang pengganti. Saya menyarankan Pusat Bahasa yang menyusun KBBI untuk memasukkan lema ‘Inval’ dengan arti Pembantu Rumah Tangga (PRT) Pengganti/Pekerja Cadangan, sebagai kata benda, ke dalam KBBI edisi kelima tahun 2013. Maklum, kata ‘inval’ sedang naik daun ketika musim lebaran tiba.

2. Selebritas bukan Selebriti
Memang di dalam KBBI IV 2008 sudah tersua lema ‘selebriti’. Namun, penyerapan kata ‘selebriti’ dari ‘celebrity’ kurang tepat. Setiap sufiks -ity dalam Bahasa Inggris akan menjadi bunyi /tas/ dalam Bahasa Indonesia seperti dalam kata ‘Quality’ diterjemahkan menjadi ‘kualitas’, Identitiy menjadi ‘Identitas’.

3. Mendaku
‘Mendaku’ untuk padanan dari claim. Saya meneruskan tulisan dari Ivan Lanin dalam blog Tesmoko bahwa ‘mendaku’ adalah muradif dari verba mengklaim. Menurut Christina Udiani dari Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), kata ini pertama kali dipakai dalam buku Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru (2003) karya Daniel Dhakidae dan Sungai dari Firdaus (2005), versi bahasa Indonesia terjemahan Tyas Palar dari buku River out of Eden karya Richard Dawkins. Dalam, A Comprehensive Indonesian-English Dictionary (Alan M. Stevens, 2004) telah memuat homonim kedua dari kata daku. Mendaku – Mengaku

4. Pewara 
Saat ini televisi kerap kali menayangkan acara bincang-bincang dengan dipimpin oleh seorang ‘host’ atau ‘presenter’. Sebaiknya kata ‘host’ atau ‘presenter’ ini diganti dengan istilah ‘pewara’ alias pembawa acara. Alangkah lebih baik lagi dimasukan ke dalam KBBI berikutnya dengan lema ‘Pewara’, seperti kata ‘radar’, ‘tilang’ dan ‘rudal’.

5. Rutin sebagai kata sifat
Kata ‘rutin’ dan kata ‘rutinitas’ memiliki kelas kata yang sama yakni kata benda. Sebaiknya dibedakan. Kata ‘rutin’ sebaiknya berkelas kata sifat, dan ‘rutinitas’ berkelas kata benda. Kata ‘rutin’ berasal dari Bahasa Inggris ‘routine’ yang memiliki dua kelas kata: nomina dan ajektiva. Contoh penggunaan rutin sebagai kata sifat: Pemerintah sangat rutin mengadakan kunjungan kerja. Contoh sebagai nomina: Rutinitas pemerintah dalam kunjungan kerja ke luar negeri…

Share this article :

+ komentar + 1 komentar

24 September 2012 pukul 22.27

patut untuk dipertimbangkan :)

Posting Komentar

 
© 2012 Bahasa, Budaya, Penerjemahan - Ridwan Arifin

Template : Mas Template
Edited :
Toko Online Perlengkapan Haji dan Umrah
BERANDA | KEMBALI KE ATAS