Hindari Frasa ‘Banci’

Jumat, 27 Juli 2012 | komentar


LARAS BAHASA Hindari Frasa ‘Banci’
Lampungpost.com
Rabu, 11 July 2012 06:04

KATA banci berhubungan erat dengan gender. Sebab, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, lema banci memiliki arti leksikal “tidak berjenis laki-laki dan juga tidak berjenis perempuan”. Namun, tulisan ini tidak membahas mengenai banci berdasarkan arti kamus (leksikal), tapi sebagai istilah untuk mengungkapkan sebuah frasa yang unsur-unsurnya berasal dari dua bahasa yang berbeda.
Untuk diketahui, menurut Abdul Chaer dalam Linguistik Umum (2003:222), frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif.
Selain frasa “banci”, ada juga yang menyebutnya dengan istilah bentuk gado-gado—seperti yang diutarakan Ninawati Syahrul dalam artikel sebelumnya. Contoh frasa seperti itu terdapat dalam bentuk-bentuk seperti home industri, open turnamen, study tur, dan sebagainya.
Kasus ini akan menjadi terasa sangat bermasalah ketika kita menggunakannya dalam ragam tulisan. Penulis bisa saja keliru dalam menuliskan bentuk-bentuk tersebut. Faktornya beragam, di antaranya terbatasanya perbendaharaan kosakata penulis maupun kurangnya pengetahuan penulis terkait dengan pembentukan frasa. Dalam ranah sosiolinguistik, gejala ini disebut campur kode.
Lalu, apakah yang menjadi problematika pada bentuk-bentuk itu. Frasa home industri terdiri dari dua unsur kata pembentuk, yakni "home" dan "industri". Kalau ditelusuri berdasar asal bahasanya, ternyata dua bentuk itu berasal dari dua bahasa yang berbeda, yakni bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.
Sebaiknya, jika mau menggunakan bahasa Inggris, gunakanlah bahasa Inggris sepenuhnya, sehingga menjadi home industry. Namun, jika ingin dibentuk menggunakan bahasa Indonesia, gunakanlah istilah industri rumah tangga.
Begitu juga dengan frasa open turnamen, tulis saja turnamen terbuka atau open tournament. Jangan sampai dalam satu frasa terdiri dari dua unsur kata dari bahasa yang berbeda. Kalau selang-seling, ya banci, alias setengah-setengah. Kalau dipaksakan dipakai, ya seperti gado-gado, campur aduk tidak keruan.
Sebenarnya, masalah seperti ini juga terjadi pada tataran yang lebih kecil, yakni pada tataran kata, seperti adanya dua morfem dalam satu kata yang berasal dari dua bahasa yang berbeda, seperti "di-support", "meng-cover", dan "me-rolling"
Kata dasar dari tiap-tiap bentuk tersebut adalah support, cover, dan rolling, yang bisa diindonesiakan menjadi dukung, kover, dan mutasi. Dengan demikian, bentuk-bentuk itu menjadi lebih "mantap" apabila diubah menjadi didukung, mengover, dan memutasi.
Share this article :

Posting Komentar

 
© 2012 Bahasa, Budaya, Penerjemahan - Ridwan Arifin

Template : Mas Template
Edited :
Toko Online Perlengkapan Haji dan Umrah
BERANDA | KEMBALI KE ATAS